Pandeglang (Inmas) – Sebanyak 137 kepala dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh KKM MI 4 Pandeglang, di MI MALNU Kadukaung Kecamatan Saketi, Pandeglang, Selasa (01/10/2019).
Menurut Ketua KKM MI 4 Pandeglang Rohmah, pembinaan dilaksanakan untuk memperkuat kebersamaan kepala dan guru madrasah di lingkungan KKM MI 4 Pandeglang sekaligus meningkatkan disiplin dan kinerja mereka. Pembinaan ini menghadirkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang H. Endang, Kasubag TU H. Amin Hidayat dan Ketua Pokjawas Kabupaten Pandeglang H. Cecep Gunawan.
Kepala Kemenag Pandeglang H. Endang dalam pengarahannya mengingatkan bahwa tugas dan fungsi seorang pendidik adalah mendisiplinkan pribadinya terlebih dulu. “Artinya semua berawal dari diri sendiri dengan berupaya semaksimal mungkin untuk berperan aktif,” ujarnya.
Selanjutnya, ungkap H. Endang, kepala madrasah dituntut memiliki inovasi sebagai wujud tanggung jawabnya sebagai sebagai figur sentral di madrasah yang dibinanya. “Inovasi dan tanggung jawab itu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan visi madrasah hebat bermartabat,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Pokjawas Kabupaten Pandeglang H. Cecep Gunawan memaparkan perlunya semangat berkreasi dan berinovasi di dalam pembelajaran madrasah. Karena dia menilai sistem pengajaran dan pembelajaran yang selama ini diterapkan di madrasah relatif monoton dan terkungkung oleh administratif.
Ditambah lagi beban mata pelajaran madrasah yang begitu banyak, maka dia menilai perlu inovasi dan strategi yang tepat. “Jadi semangat dan kreativitasnya harus dibangun secara bertahap, mungkin setelah acara ini, akan terjadi perubahan mindset. Apalagi jika ditopang dengan penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran,” ungkapnya.
H. Cecep juga menjelaskan, untuk mengukur dengan mudah apakah guru sudah mengajar dengan efektif atau belum maka guru harus mengukur dirinya sendiri. Menurutnya, tidak adil jika guru kerap mengukur siswa dengan berbagai pertanyaan, ulangan, dan ujian sementara guru tidak instropeksi. “Pertama yang harus diperhatikan itu afeksi, bagaimana siswa connect dengan yang disampaikan guru, pemilihan bahasa, kata-kata yang tepat untuk siswa harus dimiliki guru,” tuturnya.